Pada hari jumat, 25 Januari 2013 saya belajar mengenai bagaimana menjadi penulis yang sukses. Tapi sebelum kami memulai pelajaran menulis kami diberi beberapa pertanyaan oleh bapak Bagiono untuk mengasah penalaran kami semua. Salah satu pertanyaan yang diberikan yaitu kenapa kita harus belajar bahasa Indonesia?, setelah pertanyaan itu diberikan, kamipun mulai mengolah nalar kami. Dan kamipun mulai menjawab satu persatu, ada yang mengungkapkan tujuan belajar bahasa Indonesia adalah untuk keharmonisan, untuk pemersatu bangsa, untuk komunikasi antara seluruh warga Indonesia yang terdiri dari beberapa suku dan bahasa, dan ada juga yang menjawab bahasa Indonesia sebagai standar agar semuanya bisa berkomunikasi dan diakui oleh dunia. Selain itu banyak lagi pertanyaan yang diberikan untuk mengasah penalaran kami.
Setelah bapak Bagiono selesai membuka pelajaran bahasa Indonesia, selanjutnya diserahkan kepada bapak Hernowo untuk melanjutkan pelajaran bahasa Indonesia tersebut. Untuk memulai pelajaran bapak Hernowo menampilkan slide power point mengenai materi yang akan diajarkannya. Di slide tersebut saya melihat kata-kata “menulis mengikat makna” dan tiga point yang harus diperhatikan agar bisa menjadi seorang penulis yang sukses. Adapun ketiga point tersebut diantaranya : “Membuang pikiran, mengolah pikiran (untuk mengikat makna) dan menemukan gagasan”. Saat memulai pembelajaran ini kami disuruh untuk menulis bebas dengan cara membuang pikiran dan kami diberi waktu 5 menit. Pada saat itu saya awalnya agak sulit untuk memahami arti dari membuang pikiran tersebut. Pada saat saya memulai menulis, saya masih bingung “apa yang akan ditulis” dan dalam pikiran saya selalu ada rasa tergesa-gesa karena takut kehabisan waktu yang diberikan cuma 5 menit, selain itu dalam benak saya selalu ada kata-kata “apa ya yang akan dituliskan” sedangkan saya belum dapat ide untuk menulis apa. Setelah itu saya memulai untuk menulis apa saja yang saya pelajari pada saat itu. Setelah saya menulis kalimat pertama tidak tau kenapa untuk kalimat selanjutnya saya ada saja ide yang timbul dan saya langsung menuliskan ide tersebut sampai waktu untuk menulis itu habis.
Dari pengalaman tersebut baru saya tahu bahwa maksud dari membuang pikiran itu adalah “menulis apa saja yang ada dalam pikiran tanpa berpikir panjang”,karena kalau kita hanya terus berfikir kapan kita menulisnya. Setelah proses menulis bebas selesai, barulah bapak Hernowo mulai bertanya kepada kami apa yang dirasakan saat menulis dalam waktu 5 menit tersebut. Ada yang menjawab sangat sulit untuk memulai kata pertama dalam menulis dan selalu dihantui takut waktunya habis. Selain itu ada juga pendapat dari teman-teman yang lain. Setelah itu barulah bapak Hernowo menjelaskan maksud dari bagaimana cara untuk membuang pikiran tersebut, sehingga bisa menulis dengan baik dan benar. Setelah beliau menjelaskan, selanjutnya kami disuruh menulis lagi dengan membaca wacana terlebih dahulu, setelah itu tuliskan dalam bahasa sendiri. Pada saat itu saya merasa kesulitan untuk menulis walaupun saya sudah mencoba untuk membuang pikiran, tapi tetap susah karena disini kami melakukan dua hal yaitu membaca setelah itu mengolah pikiran dan menuliskan dalam bahasa sendiri apa yang bisa dipahami dari wacana yang telah dibaca tadi. Tapi walaupun susah saya berusaha untuk menulis dalam bahasa sendiri apa yang bisa saya ambil dari wacana tersebut.
Sekian dulu postingan saya, semoga bisa jadi pencerahan bagi yang ingin jadi penulis....
Pertanyaan :
- Kenapa pada saat menulis kita kesulitan untuk memulai kalimat pertama?
- Trik-Trik apa yang bisa dilakukan agar bisa membuang pikiran dalam menulis tanpa diganggu oleh otak kiri?
- Bagaimana cara menulis sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang benar?